Bila kita menilik lebih mendalam sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah. Akan kita jumpai seperangkat program yang terus memacu anak belajar untuk menghadapi ujian demi ujian yang seakan tiada akhirnya. Semua kenyataan ini berakhir pada puncak kejenuhan dalam diri anak yang melahirkan sejumlah tekanan psikologis. Mari kita bertanya pertanyaan berikutnya : Adakah arti bila kita memiliki anak yang pintar secara inteligensi namun kurang dalam sikap, moral dan karakter ? Kemajuan ilmu pendidikan tanpa di seimbangkan dengan nilai sikap, moral dan karakter akan berdampak pada memproduksi generasi pembunuh massal yang akan menghancurkan sendi sendi kehidupan bermasyarakat yang akan berakibat pada rusaknya tatanan perekonomian, politik dan sosial budaya.
Mari kita mencoba mengikuti perkembangan berita yang dilangsir di media cetak maupun elektronik. Berita-berita yang menyedihkan tentang pencurian, perampokan mewarnai hari-hari kita. Ada yang mengatakan itu disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan sehingga mengakibatkan mereka tidak punya pilihan karena harus mempertahankan isi perut. Bagaimana bila kita melihat kejahatan yang dilakukan oleh kaum intelektual yang justru memiliki skala kejahatan yang lebih besar. Bila seorang perampok hanya akan mengakibatkan kerugian pada diri korban senilai jutaan rupiah, sementara kejahatan intelektual justru mengakibatkan kerugian milyaran rupiah. Berarti yang mendorong seseorang melakukan tindak kejahatan bukan karena tingkat pendidikannya. Tapi Sikap, Karakter dan Moral yang rendah yang menjadi pemicu utama terjadinya tindak kejahatan tersebut.
Menyikapi kenyataan tersebut diatas. Dapat kita sadari betapa pentingnya menanamkan pendidikan Sikap, Karakter dan Moral kepada anak-anak kita yang notabene akan menjadi generasi penerus bangsa ini. Bila ada yang beranggapan bahwa anak yang bersikap baik, berkarakter baik dan bermoral baik akan susah mencari nafkah di kemudian hari. Ini adalah satu keyakinan yang harus diluruskan. Mari kita meminjam hukum ekonomi yang berbunyi : “Bila suplai barang menurun, maka harga barang akan naik”. Nah, bila suplai Sumber Daya Manusia (SDM) dengan sikap, karakter dan moral yang baik semakin langka di masyarakat, berarti SDM yang memiliki sikap, karakter dan moral yang baik akan di bayar lebih mahal oleh pengguna jasa.
Kenyataan yang sering dikeluhkan oleh para pengusaha, Direktur dan Manajer di berbagai perusahaan adalah sulitnya mendapatkan SDM dengan sikap, karakter dan moral yang baik. Untuk itu, adalah peluang dan kesempatan yang harus diraih oleh semua orang tua untuk berlomba-lomba mendidik anak dengan menanamkan sikap, karakter dan moral yang tinggi kepada anak-anak mereka guna mempersiapkan anak tersebut menghadapi masa depan yang lebih baik. Untuk mengajarkan sikap, karakter dan moralitas kepada anak, tentunya harus dimulai dari diri kita sendiri. Ketika kita dapat menjadi teladan bagi anak anak kita, maka mereka akan cenderung mengikuti sikap, karakter dan moral yang kita tunjukkan kepada mereka. Pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari tangkainya. Demikian juga yang akan terjadi pada anak-anak kita.
Bila kita mau merenung sejenak, untuk apa sih kita bekerja mati-matian mencari nafkah ? Bukankah kita ingin melihat suatu hari anak-anak kita akan berhasil dalam hidupnya dan menikmati kebahagiaan. Akankah ada artinya bila kita berhasil menimbun harta dan mewariskan semua kepada anak-anak kita, namun tatkala kita memejamkan mata untuk selama-lamanya, dikarenakan anak-anak kita tidak dibekali dengan sikap, karakter dan moral yang baik, lalu semua warisan harta yang kita kumpulkan semasa hidup di foya-foyakan secara tidak bijaksana hingga akhirnya habis dan mengakibatkan kebangkrutan serta menciptakan hutang atau bahkan terjerumus kedalam masalah hukum yang menjadikan mereka harus meringkuk di dalam sel penjara. Bukankah sudah banyak kisah nyata seperti itu yang dapat kita baca di berita media cetak bahkan dapat kita tonton di media elektronik.
Para pembaca yang budiman, inilah saatnya kita membuktikan cinta kita kepada anak cucu kita, bahwa kita menyayangi mereka, kita ingin menjadikan mereka sukses di dunia dan akhirat. Kita ingin melihat mereka hidup sejahtera dan bahagia. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mendidik mereka dengan membekali sikap, karakter dan moral yang baik. Marilah kita mulai dari diri kita sendiri, marilah kita mulai dengan menuntut diri kita sendiri bukan menuntut orang lain memulai terlebih dahulu. Dengan demikian kita telah memberikan sumbangsih yang tidak terhingga bagi terciptanya kehidupan yang lebih indah di masa mendatang.
OLEH : NUGROHO, MM, ACS, CL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar